YAYASAN DARUSSALAM PIPITAN
Dari Pondok Pesantren Menuju Tanah Para Nabi: Kisah Inspiratif Fajri Muhtam Billah
Fajri Muhtambillah, Lc.
6/16/20253 min baca


Setiap perjalanan hidup adalah takdir terbaik dari Allah SWT. Kalimat ini mungkin paling tepat menggambarkan perjalanan Fajri Muhtam Billah, seorang pemuda yang kini tengah menimba ilmu di jenjang S2 Fakultas Ushuluddin, Tafsir dan Ulumul Qur’an di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Lahir pada 25 April 2000, Fajri telah menorehkan jejak langkah yang menginspirasi, mulai dari Ponpes Darussalam Pipitan hingga akhirnya menginjakkan kaki di Negeri Seribu Menara.
Perjalanan Menuju Negeri Seribu Menara
Awalnya, mendiang Abi Fajri, H. Sanggiti Sochari, MA., memiliki harapan besar agar putranya bisa menuntut ilmu di Madinah. Namun, Allah berkehendak lain. Pada awal tahun 2019, Fajri dinyatakan lulus tes Kementerian Agama untuk studi di Al-Azhar, Kairo. "Saya percaya semua perjalanan ini adalah yang terbaik dari Allah," ujarnya. Keyakinan ini semakin kuat tatkala ia merasakan keberkahan belajar dan mengkaji kitab di tanah Mesir, sembari berkesempatan menziarahi makam para ulama besar, ahlul bayt, para sahabat, bahkan beberapa makam nabi. Ini adalah wujud nyata dari nasihat para gurunya: bahwa seorang santri tak hanya mengejar kecerdasan intelektual, tapi juga harus mengimbangi dengan spiritualitas.
Setelah merampungkan pendidikan di Ponpes Darussalam pada tahun 2018 dengan hafalan 6 juz, Fajri mengikuti karantina tahfidz. Selanjutnya, ia menjalani persiapan ketat selama kurang lebih enam bulan di Pondok Al-Kautsar Cipaku, Cianjur, untuk mengikuti tes Kemenag. Pembekalan meliputi ilmu nahwu, shorf, balaghah, fiqh, empat kemahiran berbahasa Arab, serta ilmu-ilmu penunjang lainnya. Pada awal 2019, Fajri bersama lebih dari 1000 peserta lainnya mengikuti tes Kemenag di UIN Bandung. Proses seleksi yang terdiri dari tes tulis dan wawancara ini berhasil ia lewati. "Alhamdulillah, saya dan beberapa kawan lulus dan bisa berangkat pada tanggal 28 Desember 2019," kenangnya.


Belajar dan Berjuang di Tanah Para Nabi
Tiba di Kairo, Fajri dan rekan-rekannya langsung mengikuti kelas bahasa (daurul lughoh) sebagai persiapan sebelum memasuki bangku kuliah. Setengah tahun lamanya mereka bergelut dengan kelas bahasa, yang kemudian berlanjut secara daring akibat merebaknya pandemi COVID-19.
Akhirnya, sekitar bulan September, setelah menyelesaikan kelas bahasa, mereka mulai menempuh pendidikan di bangku kuliah. Empat tahun lamanya Fajri menyelesaikan S1 di Al-Azhar Asy-Syarif, dengan dua termin belajar setiap tahunnya: musim dingin dan musim panas. "Alhamdulillah, bi ‘aunillah wa bidu’aai ummii wa abii wa ikhwatii wa asaatidzatii dapat menyelesaikan S1 pada tahun 2024 dan sudah hafidz 30 juz," tuturnya penuh syukur. Selama di Kairo, ia juga aktif berkontribusi. Pada tahun kedua dan ketiga, ia diamanahi sebagai sekretaris dan bendahara Kautsar Institute cabang Mesir, kemudian pada tahun keempat sebagai qismu tarbiyah Kautsar Institute. Kini, di tahun 2025, langkahnya dimudahkan untuk melanjutkan ke jenjang S2 Al-Azhar Asy-Syarif.
Fajri selalu memegang teguh nasihat mendiang Abinya: "Semua tergantung prasangka kita kepada Allah." Nasihat ini selaras dengan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam: “Allah Ta’ala berfirman, ‘Aku sesuai persangkaan hamba-Ku.’” (HR. Bukhari no. 7405 dan Muslim no. 2675). Oleh karena itu, ia meyakini bahwa dengan terus berpikir yang baik, semua hal yang baik akan menghampiri.
Mengabdi dan Berkontribusi
"Allahu yusahhil," ucapnya. Fajri berharap Allah senantiasa melancarkan segala urusannya, agar sedikit banyak ia dapat mengabdi dan berkontribusi untuk umat.


Pesan untuk Generasi Penerus
Sebagai penutup, Fajri menyampaikan pesan dan motivasi bagi generasi muda, khususnya para santri:
"Ngeli ning ora keli" – sebuah ungkapan bijak dari Sunan Kalijaga yang berarti 'harus bisa mengikuti arus tapi jangan sampai hanyut oleh arus'. Di era hedonisme ini, santri harus mampu menyeimbangkan antara mengaji dan mengkaji. Ikuti perkembangan zaman, namun jangan sampai hanyut terbawa arusnya. Sibukkan diri dengan ilmu, dan imbangi dengan adab.
"Semua berawal dari mimpi, jangan berhenti di 'mimpi' tapi rencanakan kemudian lakukan dan konsisten." Banyak dari kita berpikir bahwa disiplin berarti tidak bebas. Padahal, ketika kita disiplin selama 5 tahun, kita sedang membangun pribadi kita untuk 5 tahun selanjutnya, yang pada akhirnya akan memberi kita kebebasan untuk berkarya. "Maka bermimpilah, rencanakanlah, lakukanlah, dan konsisten," pungkasnya.
YAYASAN DARUSSALAM PIPITAN
081959999044
Narahubung
Sabtu - Kamis
08.00 - 15.00 WIB
Jam & Hari Oprasional
Alamat:
JL Raya Walantaka Km.2 Kelurahan Pipitan, Walantaka, Serang, Banten 42183
info@darussalampipitan.or.id